Inilah Salam Terakhir Sri untuk Anaknya
Sri Rahayu (38) untuk pertama kalinya membelikan sebungkus rokok kepada anaknya, Aris (19), yaitu sebelum bertugas menjaga logistik korban letusan Merapi di Glagahharjo, Cangkringan. Dia tak pernah menduga, kalau itu juga merupakan rokok terakhir yang dibelikannya kepada buah rahimnya itu.
Sri dan Aris adalah warga Glagaharjo. Pada Kamis (4/11/2010) siang lalu, Aris pulang untuk mandi sebelum pergi bertugas. "Saya tak punya pikiran apa-apa ketika membelikan Aris rokok. Seumur-umur, baru itu saya membelikannya rokok. Benar, Mas," ujarnya.
Aris kemudian pergi bertugas, dan Sri mengungsi ke Berbah. Ketika Merapi meletus, Jumat (5/11/2010) dini hari itu, Sri mencoba menghubungi anaknya, tetapi tak bisa. Dia baru mendapat kabar dari Taruna Tanggap Bencana (Tagana), pada Senin (8/11/2010). Itu pun bukan kabar gembira.
Tagana itu mengabarkan, semua yang berada di pos Aris, tewas akibat awan panas, Jumat kemarin. Semua jenazah baru terevakuasi hari itu dan berada di Rumah Sakit Dokter Sardjito. Sri diminta mengecek.
Sampai di situ, Sri memberikan keterangan kepada petugas, mengenai ciri-ciri anaknya. Karena ada beberapa keterangan yang sesuai dengan data seorang korban, Sri diberi kesempatan melihat sendiri. Setelah mengecek, Sri mengaku merasa yakin itu anaknya.
Namun, tidak bisa karena ada perbedaan antara keterangan Sri dan data Disaster Victim Identification (DVI) mengenai gigi bagian bawah. Menurut Sri, anaknya punya ciri khusus di bagian kaki, yaitu bekas operasi.
Masalahnya, jenazah itu tak lagi memiliki kaki. DVI pun memutuskan tak bisa memberikan jenazah itu kepada Sri dan bila tak ada yang mengambil sampai batas waktu yang belum ditentukan, jenazah akan dimakamkan massal dengan nisan bertuliskan Mister X.
Sri mengaku ikhlas anaknya tewas. Namun, dia juga mengaku kesal dan gemas tak bisa mengambil jenazah yang diyakininya sebagai Aris itu.
"Saya ikhlas, Mas, anak saya meninggal. Itu memang risiko pekerjaannya. Tapi, saya ibunya, Mas. Dalam keadaan apa pun, saya bisa mengenali anak saya dan ingin dia dapat perlakuan pantas," keluh Sri.
Jenazah itu masih teraimpan di kamar jenazah RS Dr Sardjito dan dengan begitu masih ada kesempatan Sri meyakinkan petugas bahwa itu anaknya. "Mudah-mudahan bisa," ujarnya berharap.
http://regional.kompas.com/
Komentar